Inilah Sandiaga Uno-Nur Asia, Keluarga yang Taat pada Agama
Keluarga Cawapres Sandiaga Uni Istri dan Anak-Anaknya
Jakarta,- Sandiaga Salahuddin Uno lahir pada 28 Juni 1969 di Rumbai, dari pasangan Rachmini Rachman dan Ir. Razif Halik Uno atau Henk Uno. Rachmini Rachman atau biasa dipanggil Mien Uno adalah lulusan IKIP Bandung. Dia berasal dari keluarga pendidik di Cirebon. Sementara Henk Uno adalah Insinyur lulusan dari ITB Bandung dan berasal dari keluarga religius di Gorontalo. Sandi memiliki seorang saudara laki-laki, Indra Cahya Uno, yang lahir dua tahun sebelum Sandi.
Rumbai adalah sebuah lokasi penambangan minyak di Riau, Sumatera. Saat itu Henk Uno bekerja di perusahaan minyak Amerika Caltex. Perumahan pegawai Caltex, biasa disebut Camp diisi oleh para pegawai lokal dan ekspatriat dari Amerika. Walaupun sempat sekolah di SD Kristen dan kemudian SMA Katholik, Sandi masih rutin melaksanakan kewajiban salat. Tetapi upaya memperdalam agama belum muncul pada saat itu, bahkan dia belum terlalu lancar baca Al-Quran. Upaya memperdalam agama muncul ketika dia kembali dari studi di WSU. Nur Asia mengajak Sandi untuk mulai ikut dengan acara pengajian dan tadarusan.
Sayangnya saat itu Sandi lebih banyak memanfaatkan pengajian itu sebagai ajang untuk bisa lebih sering bertemu Nur Asia. Haji Azis, orang tua Nur sebenarnya punya keinginan besar untuk mendorong pacar anaknya itu untuk lebih serius mendalami agama. Harapannya itu lebih banyak disampaikan lewat Nur.
Saat kuliah S-2 di GWU, Sandi mulai ikut mendirikan pengajian di kalangan mahasiswa S-2 di Washington. Pengajian itu dimulai dari 5 orang, berkembang jadi 10 hingga sampai dengan Sandi meninggalkan Washington DC, pengajian itu sudah berkembang hingga diikuti oleh 300 orang peserta. Kedutaan dan Islamic Center memfasilitasi kebutuhan ustaz dan pengisi ceramah. Bahkan saat itu Sandi bersama teman-temannya ikut jadi pengurus ICMI cabang Washington DC.
Sandi mulai serius mempelajari Al-Quran pada 1999, bersama dengan Rosan. Guru ngaji mereka berasal dari Lombok. Sandi belajar membaca Al-Quran dengan tajwid hingga tahun yang sama dia khatam Al-Quran untuk pertama kalinya. Setelah itu minimal satu kali dalam setahun dia khatam Al-Quran. Ibadah Sandi pun tidak lagi sekadar salat 5 waktu, tetapi juga salat sunah dan puasa Senin – Kamis.